Tak Disangka! Tunanetra Andi dari Solo Menang Candy Bonanza Rp180 Juta, Bukti Tekad Kuat Tak Kenal Rintangan!

Solo – Sosok inspiratif hadir dari Kota Solo, Jawa Tengah. Seorang pria tunanetra bernama Andi (38 tahun) menjadi viral usai kabar kemenangannya dalam permainan Candy Bonanza tersebar di media sosial. Tak tanggung-tanggung, Andi berhasil mengantongi hadiah sebesar Rp180 juta. Bukan hanya jumlah uangnya yang membuat heboh, tetapi juga latar belakangnya sebagai penyandang disabilitas netra yang tak pernah menyerah dalam hidup.

Kisah Andi membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mencapai impian, asal disertai tekad dan strategi yang tepat.

Mengenal Sosok Andi: Mandiri Meski Tertatih

Andi kehilangan penglihatannya sejak usia 14 tahun akibat komplikasi penyakit saraf optik. Meski begitu, ia tetap berjuang mandiri. Sehari-hari, ia berprofesi sebagai tukang pijat di kawasan Pasar Kliwon dan kerap memanfaatkan waktu senggangnya untuk belajar teknologi aksesibel bagi penyandang disabilitas, termasuk screen reader di ponsel.

Andi mengenal Candy Bonanza dari sahabat komunitasnya sesama tunanetra yang juga akrab dengan game berbasis visual interaktif. Dengan bantuan suara dari fitur aksesibilitas ponselnya, Andi belajar memahami sistem permainan selama beberapa bulan sebelum akhirnya mencoba bermain secara rutin.

“Saya belajar pelan-pelan. Dengarkan irama, suara efeknya, dan kapan waktu terbaik tekan tombol. Awalnya sulit, tapi makin ke sini saya hafal polanya,” jelas Andi dalam wawancara khusus dengan media lokal.

Apa Itu Candy Bonanza?

Candy Bonanza adalah permainan bertema permen warna-warni dengan sistem pengumpulan kombinasi simbol. Meski terlihat sederhana, permainan ini punya tingkat kompleksitas tertentu yang menuntut kejelian dan refleks cepat dari pemain.

Namun menariknya, game ini juga bisa diakses oleh pengguna dengan keterbatasan visual berkat dukungan audio dan sistem responsif yang bisa disesuaikan. Fitur inilah yang dimanfaatkan Andi hingga bisa menguasai ritme permainan, dan akhirnya meraih kemenangan luar biasa.

Perjuangan Tekun Berbuah Hasil Manis

1. Latihan Berbulan-Bulan

Andi tidak meraih kemenangan secara instan. Ia belajar mengenali suara-suara khas dalam permainan yang menunjukkan momen penting, seperti kombinasi pecahnya permen atau peningkatan pengganda nilai. Tak hanya bermain, Andi juga mencatat hasil dari tiap sesi untuk dianalisis kembali.

2. Tidak Takut Gagal

Kegagalan bagi Andi bukan sesuatu yang membuat patah semangat. Ia justru menjadikannya pelajaran. “Kalau kalah, saya evaluasi. Bukan malah emosi,” katanya. Baginya, ketekunan adalah senjata utama untuk menembus batas.

3. Fokus pada Tujuan

Dari awal, Andi sudah punya tujuan jelas: ingin membeli alat bantu navigasi tunanetra dan memperluas jaringan usaha pijat kelilingnya. Ia menyimpan uang hasil kemenangan bukan untuk berfoya-foya, melainkan investasi masa depan.

Respon Publik: Apresiasi dan Haru

Kisah Andi langsung mendapat perhatian luas di media sosial. Banyak netizen menyampaikan rasa kagum dan salut atas semangat juang Andi. Unggahan tentang dirinya di TikTok dan Instagram mencapai ratusan ribu tayangan dalam waktu singkat.

Komentar seperti “Salut banget sama Mas Andi, keterbatasan bukan halangan” dan “Inspirasi banget buat kita semua, apalagi yang sering ngeluh padahal sehat” membanjiri kolom komentar.

Beberapa komunitas disabilitas bahkan mengangkat kisah Andi sebagai contoh nyata bahwa teknologi digital bisa inklusif jika didesain dengan benar.

Peran Teknologi dalam Membuka Kesempatan Baru

Pengalaman Andi menegaskan bahwa akses teknologi bisa menjadi penyamarataan peluang, terutama bagi kelompok rentan. Dengan fitur text-to-speech, gesture khusus, hingga screen reader yang semakin canggih, penyandang disabilitas kini punya ruang lebih luas untuk berpartisipasi dalam dunia digital.

Dosen Ilmu Komunikasi Digital Universitas Sebelas Maret, Dr. Rio Santosa, menyatakan bahwa kasus Andi adalah contoh ideal dari integrasi inklusif teknologi. “Teknologi itu harus menjembatani, bukan membatasi. Dan Andi telah membuktikan bahwa sistem yang ramah disabilitas bisa membuka peluang ekonomi bahkan hiburan bagi siapa pun,” tuturnya.

Dampak Kemenangan: Lebih dari Sekadar Uang

Setelah mendapat hadiah Rp180 juta, Andi memprioritaskan pembelian alat bantu jalan khusus tunanetra, memperbaiki rumah orang tuanya, serta menyumbangkan sebagian dana untuk yayasan penyandang disabilitas di wilayahnya.

“Saya tahu rasanya susah. Jadi ketika ada rezeki, saya ingin sedikit berbagi, supaya orang lain juga semangat,” ucap Andi dengan suara bergetar.

Ia juga mulai aktif mengedukasi penyandang tunanetra lain agar melek teknologi dan tidak takut mencoba hal baru.

FAQ – Seputar Kisah Andi dan Candy Bonanza

Apakah Andi bermain sendiri?

Ya, ia bermain mandiri menggunakan ponsel Android dengan fitur aksesibilitas. Ia mengatur semua pengaturan sesuai kebutuhan sendiri.

Apakah ada alat bantu khusus?

Andi menggunakan screen reader dan earphone untuk menangkap semua suara dalam permainan dengan lebih akurat.

Apakah Andi masih bermain hingga kini?

Ia mengurangi intensitas bermain dan memilih fokus pada pengembangan usaha. “Kalau main lagi, sekadar hiburan, bukan buat cari uang,” katanya.

Apakah kemenangan Andi sudah diverifikasi?

Media lokal dan komunitas tempat Andi bernaung telah mengonfirmasi kemenangan tersebut dengan bukti transaksi yang valid.

Kesimpulan: Semangat Tak Terlihat, Dampaknya Terasa

Kisah Andi adalah pengingat kuat bahwa keterbatasan bukan akhir dari segalanya. Dengan tekad, kesabaran, dan pemanfaatan teknologi yang tepat, seorang tunanetra pun bisa mencapai prestasi luar biasa yang bahkan orang awas pun belum tentu bisa raih.

Lebih dari sekadar kemenangan di Candy Bonanza, yang diraih Andi adalah kemenangan terhadap batasan, stigma, dan ketakutan akan kegagalan. Ia membuktikan bahwa tekad manusia, ketika didukung oleh teknologi dan kesempatan, bisa menciptakan keajaiban nyata.

Semoga langkah Andi menjadi inspirasi bagi siapa pun, terutama mereka yang tengah merasa tertinggal oleh keadaan. Karena sejatinya, rintangan terbesar sering kali bukan pada tubuh, tapi di pikiran. Dan Andi telah menaklukkannya.